“Haduuuhhh… ini di mana-mana kok ya ada semut tho, naruh makanan ndak aman, duduk lesehan juga ndak nyaman.”

“Kenapa, Bu, kok ngomel-ngomel sendiri?”

“Ini lho, Nduk, semut kok ya pada keluar semua dari rumahnya.”

“Lha ya ndak apa-apa tho, Bu, wong mungkin mereka lagi pada cari makan untuk stok di musim dingin,” jawabku sekenanya.

“Cari makan sih cari makan, Nduk. Tapi mbok ya jangan sampai ngisruh kita gitu lho,” Ibuku masih bersungut sambil keluar dari ruang makan.

Beberapa menit kemudian ibu kembali dengan membawa beberapa sabut kelapa dan korek api. Sabut itu dibakar ujungnya dan didekatkannya pada kerumunan semut yang ada di dinding bagian bawah, sehingga semut-semut itupun mati satu persatu karena kepanasan.

“Lhoo, Bu, kenapa semut-semutnya malah dibunuh? Bukannya di dalam agama ada larangan membunuh semut??”

“Yang membunuh itu juga siapa tho, Nduk? Wong Ibu cuma menghilangkan mereka dari ruangan ini kok…”

“Ooooooo...... aku hanya bisa melongo mendengar jawaban ibu.
semut itu... (inspirasipakde.com)

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.