Di saat tim nasional sepak bola Indonesia mulai bangkit dari keterpurukannya dan mulai mendapat perhatian lebih dari seluruh rakyat Indonesia, kita boleh berbangga lebih dulu dengan sepak terjang Indonesia dalam ajang The Homeless World Cup 2011 yang digelar di Paris, Prancis pada 21 s.d 28 Agustus 2011 lalu. Pasalnya, Rumah Cemara  yang mewakili Indonesia berhasil mengharumkan nama bangsa kita dengan meraih peringkat ke-6 dari keseluruhan peserta 48 negara.

The Homeless World Cup adalah kompetisi tahunan, dikhususkan untuk para tunawisma yang juga mengusung isu sosial masing-masing. Kompetisi tersebut sudah diadakan sejak 2003. Tahun ini Indonesia berpartisipasi untuk pertama kalinya. Rumah Cemara sebagai wakil Indonesia, selain memiliki program sepak bola juga  merupakan lembaga swadaya masyarakat yang memberikan perlindungan bagi penderita HIV-AIDS.

Jalan Rumah Cemara menuju Paris tidak lah mudah, tahun 2009 mereka sudah mendapat undangan untuk mengikuti turnamen ini, namun gagal karena alasan klasik. Ya, masalah dana lah yang sempat membuat langkah mereka terhenti. Kala itu mereka kesulitan mendapatkan sponsor karena The Homeless Cup belum begitu familiar di telingan masyarakat Indonesia.

Hal tersebut tak lantas membuat putus asa, mereka terus berjuang demi bisa mewakili Indonesia. Hingga akhirnya jalan pun mulai terbuka, ketika salah satu rekan mereka menjadi bintang tamu dalam Kick Andy Show, mereka berinisiatif menitipkan sebuah proposal. Dari situ, banyak pihak mulai menawarkan bantuan.
skuad Indonesia di ajang Homeless World Cup 2011
Tahun 2011, dengan segepok semangat mengharumkan dan membuat bangga Indonesia di kancah internasional, mereka berangkat ke Paris. Hampir mirip dengan futsal, turnamen yang merupakan street soccer tersebut dimainkan oleh empat orang, termasuk seorang penjaga gawang. Sedangkan skuad yang berangkat ke Paris sebanyak delapan orang, empat pemain inti dan sisanya sebagai pemain pengganti. Mereka adalah Drajat Ginanjar (kapten tim), Sandy Gempur, Ginan Koesmayadi, Tri Eklastesa, Rony Suryadhani, Andre, Aris, dan satu-satunya pemain yang berasal dari Jakarta, Edward Supuseta. Mereka didampingi pelatih Reonardus Adim dan manajer asal Amerika Serikat, Katte Otto.

Asal tahu saja, kedelapan pemain tersebut memiliki berbagai macam latar belakang, dari penganguran, pencandu narkoba, bahkan empat pemain positif menderita HIV-AIDS, namun mereka enggan berkecil hati. Bagi mereka, ajang itu merupakan saat yang tepat untuk membuktikan bahwa sebagai kaum yang tersisihkan dan dianggap lemah, mereka tetap mampu meraih prestasi, bahkan mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Benar saja, prestasi Indonesia di The Homeless World Cup tidak bisa dipandang sebelah mata. Dalam babak penyisihan, Indonesia tergabung dalam Grup G bersama Jerman, Irlandia, Kirgistan, Rumania, dan Skotlandia. Hebatnya, Indonesia selalu meraih poin penuh ketika melawan lima negara tersebut, sehingga menjadi juara grup dan melenggang dengan mulus ke babak kedua dan tergabung dalam Grup D bersama Ukraina, Rusia, Belanda, Denmark dan Italia.

Di Grup D, Indonesia berhasil mengungguli Belanda, Denmark, Italia dan kalah dari Rusia serta Ukraina. Dengan hasil itu, Indonesia meraih poin yang sama dengan Rusia, namun Indonesia lah yang dinyatakan lolos ke babak perempatfinal karena unggul dalam selisih gol. Ini juga berarti, Indonesia merupakan satu-satunya wakil Asia yang lolos ke perempatfinal.

Brazil sudah menunggu di perempatfinal, mereka agak sedikit minder saat mengetahui Brazil yang menjadi lawan berikutnya. Alhasil, Indonesia takluk  4-7 di tangan Brazil, kandas lah harapan mereka untuk membawa pulang trofi. Namun Indonesia masih memiliki kesempatan untuk memperebutkan posisi ke-5  bersama Chile, setelah sebelumnya menundukkan Nigeria 4-3.

Lagi-lagi harapan mereka kandas, mereka kalah adu penalti dari Chile. Sehingga Indonesia harus cukup puas berada di peringkat ke-6. Negara yang berhasil menjuarai the Homeless World cup 2011 adalah Skotlandia. Perlu diingat, Skotlandia adalah negara yang di babak penyisihan berhasil dikalahkan oleh Indonesia.

Meski 'hanya' duduk di peringkat ke-6, prestasi Indonesia di ajang street soccer tersebut cukup membanggakan. Selain sebagai satu-satunya wakil Asia di perempatfinal, Indonesia juga mendapatkan trofi dengan titel Tim Pendatang Baru Terbaik. Salah seorang pemain Indonesia―Ginan Koesmayadi―juga dinobatkan sebagai pemain terbaik.

Apa yang diraih Indonesia di ajang The Homeless World Cup tersebut tentunya akan memotivasi Tim Nasional Indonesia―mungkin juga cabang olahraga lain―yang sedang berjuang agar lolos ke putaran final Piala Dunia 2014. Ya, keterbatasan memang bukan penghalang untuk berbuat lebih bagi bangsa Indonesia tercinta.

***


12 comments:

  1. Saya sudah baca di 'k' salute angkat 7 jempol pokokmen.. kapan kita bisa mengharumkan juga

    ReplyDelete
  2. siiiip... salut untuk rumah cemara :)

    [lina sophy]

    ReplyDelete
  3. hmmm ampuh tenan ik... kui kalah mbek brasil mung mergo dewe mengidolize mereka jd mutlak bukan karena skill hehehe

    ReplyDelete
  4. @mas gugun : nanti judulnya, canting go international :D

    ReplyDelete
  5. @novel blog : layak dijadikan inspirasi, ya? :)

    ReplyDelete
  6. @denmasgundul : hehehe... iyo sih, baru liat nama mereka aja udah mengkeret :D

    ReplyDelete
  7. at least ada yang ttp bisa dibanggain ya dari Indonesia di tengah kancah international :)

    ReplyDelete
  8. @QQ : yupp, semangatnya yang patut dicontoh :)

    ReplyDelete

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.