Mengapa di setiap rasa suka hampir selalu disertai oleh rasa benci pada yang lain?  Tapi kalau dipikir, batas antara suka dan benci memang tipis sih. Seperti yang pernah dikatakan Bang Jack dalam Para Pencari Tuhan,

Benci dan suka itu sama saja, sama-sama dekat di hati orang yang membenci atau menyukai tersebut, hanya rasanya saja yang berbeda. Selain itu batas antara benci dan suka juga sangat tipis, mungkin setipis kulit ari.


Biasanya rasa benci berawal dari iri atau dengki―terhadap sesuatu yang lebih hebat, keren, cantik, ganteng, kaya, dsb. Sedangkan dengki―kalau mau mengakui―berawal dari rasa kagum. Kagum diam-diam, dan jadilah gengsi untuk memberikan pujian atau sekedar pengakuan kalau yang kita benci itu memang hebat.

Menurutku, sebenarnya bisa kok menyukai sesuatu tanpa harus membenci sesuatu yang lain. Kalau terpaksa memang harus membenci, itu sebuah pilihan. Asalkan jangan sampai harus menjelek-jelekkan atau menghina sesuatu yang dibenci tersebut. Karena disadari atau tidak, hal tersebut pasti akan membuat sakit hati orang lain. Padahal aturannya, jangan menyakiti kalau tak ingin disakiti.

Yeah! Terhadap sesuatu yang dibenci pun harus bisa berempati. Dan aku tahu, itu tak akan mudah, namun bukan berarti tak bisa...

Shalluvia. 2022 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.