Kau tahu? Mengayuh sepeda pada sore yang gerimis itu sungguh asyik. Perlahan aku menyusuri jalanan sepi dan basah. Ya, meski masih sore namun jalanan sepi, mungkin mereka memang tak suka menari bersama gerimis.

Aku justru menyukainya, dan kaki-kakiku seolah tahu aku ingin menikmati gerimis sore itu. Aku tak perlu mengeluarkan banyak tenaga agar Gee melaju kencang, karena kaki-kakiku bergerak dengan sendirinya―seperti tanpa komando dari otak. Roda-roda Gee pun menggelinding pelan.

Kaki-kaki dan roda-roda. Mereka sepakat bergerak lambat, demi aku yang ingin berlama-lama di bawah rinai gerimis.

Berlama-lama di bawah gerimis itu nikmat. Tanpa sadar aku mendengar hatiku bermonolog. Bukan! Hatiku bukan bermonolog, ia berdialog dengan-Nya. Berdialog tentangmu yang entah sedang berada di mana.

Hatiku berkata pada-Nya, agar aku segera dipertemukan denganmu. Mendengar kata hatiku, aku hanya bisa tersenyum kecil. Melihatku, ia menyahut, "Hey, jangan hanya tersenyum! Aminkan saja apa yang baru saja kukatakan pada-Nya. Allah senang mendengar suara-suara yang memohon pada-Nya ketika hujan turun―bahkan ribuan malaikat pun turut mengaminkan. Dan aku yakin, perkataanku tadi akan dikabulkan-Nya." Sekali lagi tanpa sadar, aku  bergumam, "Amiiin..."

Kau tahu? Mengayuh sepeda pada sore yang gerimis itu sungguh asyik. Suatu saat kita harus melakukannya bersama-sama. Tentu saja bila kita telah bertemu...


Jogja, 01.11.2011

6 comments:

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.