Selama masa pandemi, aku jarang mengunjungi Malioboro, belum tentu sebulan sekali ke sana. Padahal, dulunya hampir setiap pekan ada saja keperluan ke kawasan tersebut. Itulah mengapa tak menolak kala minggu lalu (22/4) teman-teman blogger Kompasiana Jogja mengajak ngabuburit di Malioboro, tepatnya di Jogja Pasaraya.

Awalnya belum mengetahui tentangnya, tetapi ketika mendengar di mana lokasinya, tanpa pikir panjang mengiyakan ajakan tadi. Selain temu kangen dengan teman-teman yang lama tak kujumpai, penasaran pula ada apa saja di sana, dan mengapa memilih tempat tersebut?

Aku yang warga asli Jogja saja penasaran, apalagi kamu yang dari luar Jogja dan berencana berlibur ke kota ini untuk pertama kali ataupun ke sekian kalinya, wajib banget kepo tentang Jogja Pasaraya yang merupakan pusat oleh-oleh Jogja terlengkap.

Selepas mengikuti acara ngabuburit yang diisi dengan bincang-bincang bersama pendiri Jogja Pasaraya, Bapak Aditya Suryadinata, dan mengeksplorasi tokonya, aku bisa membeberkan alasan mengapa wajib belanja oleh-oleh khas Jogja di sini.


1. Letaknya Strategis di Destinasi Wisata Utama

Saat berlibur ke Jogja, rasanya kurang afdal tanpa menyusuri Malioboro, kawasan pedestrian yang menjadi ikon pariwisata Kota Jogja. Seolah ada peraturan tak tertulis, belum sah ke Jogja kalau tak menyambangi Malioboro.  Itulah yang membuat kawasan tersebut selalu ramai, meski bukan di waktu liburan.

Baca juga: Dulu dan Kini, 7 Bangunan Belanda di Kawasan Nol Kilometer Jogja Ini Punya Fungsi Penting

Di antara pedestrian yang membentang dari selatan Stasiun Tugu hingga Gedung Agung (Istana Negara) ini, di tengah-tengahnya merupakan lokasi Jogja Pasaraya, tepat di seberang bekas Hotel Mutiara. Hal tersebut yang membuatnya juga dikenal sebagai Jogja Pasaraya Malioboro.

Bagi para wisatawan Jogja yang hampir selalu menyempatkan ke Malioboro, lokasi ini pas banget. Selain berjalan-jalan menyusuri kesyahduan Malioboro, bisa sekaligus berbelanja oleh-oleh.


2. Berkonsep One Stop Shopping dengan Produk yang Lengkap

Penampakan dari depan, Jogja Pasaraya mirip dengan toko-toko batik yang bertebaran di sepanjang Malioboro. Wajar kalau kemudian aku mengiranya sebagai toko oleh-oleh khusus baju batik.

Ternyata ekspektasiku keliru. Setelah berada di dalam, aku dibuat kaget dengan banyaknya jajanan khas Jogja yang dipajang. Berbagai jajanan yang biasa dijadikan oleh-oleh tersebut tak hanya berupa makanan, melainkan juga minuman.

Makanan ringan yang biasa disebut klethik-klethik, bakpia, camilan kekinian berbagai merek, aneka rasa sambal, rupa-rupa minuman tradisional, permen jadul rasa jahe, dan masih banyak lagi. Semuanya ada.

Lantas bagaimana dengan batik yang pada awalnya memang kukira toko batik? Pasti ada, dong. Koleksi baju-baju di sini ternyata bukan hanya batik, ada tenun dan lurik pula. Kejutan lagi, model bajunya tak cuma itu-itu. Mau cari yang formal hingga yang kekinian tetapi tetap Jogja banget, tersedia. Bukan hanya baju dewasa, baju untuk anak-anak pun ada. Bahkan mau sarimbitan sekeluarga juga bisa didapatkan di sini.

Kalau kamu gemar mengoleksi baju-baju etnik, memasuki Jogja Pasaraya adalah sebuah kewajiban, dijamin bingung memilihnya, atau mungkin malah kalap. Namun, kalau kamu sukanya mendesain  atau membuat baju sendiri, di sini pun menyediakan berbagai jenis kain batik yang motifnya cantik-cantik. Batik printing, batik tulis, batik berbahan sutera, atau jenis lainnya, tersedia lengkap.


Jajanan ada, baju ada, apa lagi yang khas dari Jogja? Tentu saja produk kerajinannya. Mulai dari mainan jadul, barang-barang imut untuk souvenir, perhiasan dan aksesoris yang menunjang penampilan, tas-sepatu-sandal bergaya etnik, pajangan untuk dekorasi rumah, hingga furnitur unik ada di Jogja Pasaraya.


3. Produk Berkualitas dengan Harga Terjangkau

Berawal dari kegelisahan Bapak Aditya Suryadinata, yang merasa prihatin dengan semakin kurang dihargainya produk-produk lokal Jogja di kotanya sendiri. Padahal, produk-produk tersebut berkualitas, dan kalau dipasarkan di kota pariwisata lain, Bali misalnya, bisa dihargai jauh lebih tinggi, bahkan banyak UMKM yang kemudian memilih untuk memasarkan produknya ke luar negeri atau mengekspornya.

Bukan rahasia lagi kalau Jogja merupakan gudangnya kreativitas. Apa pun bisa menjadi sesuatu yang bernilai seni di tangan orang Jogja. Sayang sekali jika di rumahnya sendiri justru "disia-siakan".

Dari kegelisahan tersebut, dibukalah Jogja Pasaraya pada Agustus 2020 lalu, dan hingga kini sudah bekerja sama dengan hampir 400 UMKM pilihan di Jogja dan sekitarnya. Jumlah tersebut akan terus bertambah seiring dengan banyaknya kemunculan produk unik dari para UMKM. Namun, untuk bisa lolos dan dipajang di toko, produk-produk tersebut harus melewati kurasi yang ketat, karena ada standar kualitas yang harus dijaga.

Hal tersebut menjadi salah satu nilai lebih, mengapa kita harus belanja oleh-oleh di Jogja Pasaraya. Selain sudah terjamin kualitasnya, juga bisa mendapatkan barang-barang yang bahkan tidak ditemukan di toko oleh-oleh lainnya, karena khusus dipasarkan di luar negeri. 

Misi Jogja Pasaraya memang ingin menunjukkan bahwa produk lokal, khususnya dari Jogja, kualitasnya tidak kalah dengan produk impor, tetapi tetap bisa didapatkan dengan harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan harga di toko oleh-oleh besar lainnya.


4. Pelayanan Ramah dan Menerapkan Prokes

Begitu melangkahkan kaki ke Jogja Pasaraya, pengunjung akan disambut dengan senyuman penjaga toko berseragam lurik warna cokelat, dan diarahkan untuk melakukan pengecekan suhu tubuh. Meski masker rapat menutup area bibir, keramahan itu tetap terpancar dari sorot mata.

(Dok. Jogja Pasaraya)

Jangan sungkan untuk menanyakan pada penjaga toko jika ada barang yang dicari, tetapi tidak bisa menemukannya. Dengan senang hati mereka akan membantu dan mengantarkan pada etalase yang dicari.

(Dok. Jogja Pasaraya)

Di tengah pandemi yang belum juga usai, tentunya masih ada ketakutan saat mengunjungi tempat umum. Tak perlu khawatir, di Jogja Pasaraya 100% karyawannya sudah divaksin dosis 1-2, dan hampir 90% telah mendapatkan vaksin booster.

Untuk menambah kenyamanan serta keamanan pengunjung, ruangan di seluruh toko rutin disemprot desinfektan dan disediakan hand sanitizer pada setiap lantai.


5. Desain Tempatnya Cantik, Estetik, Menarik

Bingung nggak, sih, sewaktu aku menyebutkan ada hand sanitizer di setiap lantai. Memangnya Jogja Pasaraya bangunannya bertingkat? Tepat sekali, meski hanya semi-bertingkat, faktanya toko ini memiliki tiga lantai, lho.

Ketika belum memasukinya, mungkin tak akan menyangka, karena penampakan dari depan memang mirip toko batik kebanyakan seperti yang sempat kusebutkan. Namun, setelah memasuki toko ini, mood otomatis naik, dan sepasang mata pun akan terus berbinar bersamaan dengan langkah kaki yang semakin jauh ke dalam.

Desain interiornya sungguh menarik, menampilkan aksen-aksen tradisional khas Jawa yang dikemas modern, menciptakan suasana yang hangat dan membuat betah berlama-lama.

Setiap sudut terasa begitu cantik, bisa digunakan untuk bernarsis-ria yang kemudian dipamerkan di Instagram atau media sosial lainnya. Serunya lagi, kita boleh meminjam koleksi bajunya sebagai properti pemotretan.

Baca juga: Instagramable, 5 Tempat di Kota Jogja Ini Patut Disinggahi Saat Bersepeda

Sebuah mural unik terlukis indah memenuhi salah satu sisi dinding dari atas ke bawah. Bukan sembarang lukisan, mural tersebut merupakan karya seniman kondang Jogja, Wulang Sunu, yang mengisahkan tentang sumbu filosofi Jogja.

Penataan barang-barangnya pun rapi dan tidak desak-desakkan, serta dikelompokkan sesuai kategori, sehingga mudah dan nyaman saat memilihnya.

Kemudian yang menjadi perhatianku, dan ini merupakan hal yang tak kalah penting, yaitu keberadaan fitting room yang lega banget, bisa untuk barengan teman atau keluarga jika datang rombongan, tak perlu mengantre untuk mencoba baju. Terdapat pula toilet yang bersih dan wangi, tak heran karena di dalam ada lilin aromaterapinya.


Sebagai pusat oleh-oleh terlengkap, Jogja Pasaraya berkomitmen untuk menjadi salah satu pusat tujuan pariwisata Jogja, khususnya di kawasan Malioboro. Tak sekadar toko oleh-oleh biasa seperti kebanyakan yang hanya melayani pembelian, tetapi juga hadir untuk menambah kenanganmu tentang Jogja setelah mengunjunginya.

Semua tentang Jogja ada di Jogja Pasaraya. Tak perlu ribet dari satu tempat ke tempat lainnya untuk mencari oleh-oleh. Sangat efisien, akan menghemat waktu dan tenaga, sehingga bisa lebih banyak mengeksplorasi destinasi wisata lainnya.

Baca juga: Banyak Tawa di Pok Tunggal

Di Jogja Pasaraya ternyata memiliki keistimewaan lain. Pada lantai paling atas terdapat penginapan berkonsep hotel kapsul yang siap menampung para traveler yang gemar berlibur dengan gaya hemat, yaitu Bobobox. Tuh, kurang apa lagi, coba?

Jadi, sudah siap menuntaskan rindu dan melengkapi kenanganmu tentang Jogja di Jogja Pasaraya pada liburan selanjutnya?

***


Jogja Pasaraya Malioboro

Jl. Malioboro No. 39

Kota Yogyakarta 55271

Order Online: +62 889 8888 0008

Instagram: @jogjapasaraya

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.