Sering kali suara hati bernyanyi lantang, tak pernah dihiraukan oleh mata bahkan telinga. Suara yang sesungguhnya keluar dari hati terdalam bak angin lalu yang tak perlu didengar.

Sebaliknya, ketika kegagahan menyapu mata lalu kemerduan merata segenap pendengaran maka logika yang nyaris mengalah pada hati akan keputusan yang diambil, tidak ada artinya apa-apa. Logika yang bisa menghitung semua perhitungan, menjadi deretan hitung tak berguna.


suatu masa di belahan bumi bagian barat daya

Lalu, ketika dampak dari suara hati dibiarkan, logika tak dijalankan apalagi kalau bukan penyesalan? Meski banyak orang menyesali kenapa penyesalan selalu datang terlambat, tapi mungkin itu adalah yang tepat. Sebab satu kehidupan telah mendewasakan seorang anak manusia. Sesat keangkuhan tak akan bisa melawan takdir yang harus terjalani. Baik buruknya.

***
 
sumber: Lelana, Jiwa-jiwa yang pulang (oleh: Anjar)

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.