Yak, sekali lagi sodara-sodara, aku kembali dibombardir oleh migrain. Kejadiannya kemarin sore-malam, sebenarnya aku sudah merasakan gejalanya sejak Senin, tapi aku sengaja tak minum obat. Aku cuma minum teh panas saat pelipis kiri terasa sedikit berdenyut.

Puncaknya kemarin sore nih, padahal siangnya aku masih sempat kencan bareng ibu ke Progo dan Bringharjo. Karena sudah tak tahan, akhirnya aku minta kerokan pada ibu, hanya di leher saja. Setelah itu aku makan, minum obat, dan beranjak tidur.

Bukannya semakin membaik, pelipis kiriku malah berdenyut lebih kencang dan kepalaku serasa dihantam sesuatu segede gaban (jangan bilang lebay kalo nggak merasakannya sendiri). Ugh! Sensasinya begitu dahsyat. Aku tak tahan, dan aku mulai menangis sambil menyebut-nyebut nama Tuhan-ku.

Ahh, aku ingat. Migrain kembali menyerangku gara-gara aku lupa diri. Menghabiskan sekantong keripik pisang khas Lampung rasa coklat, sendirian. Aku tahu, coklat adalah salah satu musuh besarku. Namun kupikir aku sudah tak bermasalah dengannya, apalagi coklat yang aku makan itu bukan murni dalam bentuk coklat. Ternyataaaa... (-___-")

Keadaan semakin memburuk manakala perutku ikut mual. Dan aku sadar, kalau sampai mual seperti itu berarti migrain-ku parah. Sudah aku tahan-tahan, namun akhirnya bobol juga. Semua makanan dan minuman yang ada dalam perut keluar semua.

Keringat dingin mulai menjalari, kulihat jam di layar hape, masih jam 20:10. Pelipis kiri masih berdenyut kencang, aku membaluri seluruh tubuh dengan minyak telon, termasuk kedua pelipisku. Dalam ngilu itu, kupaksa mataku terpejam.

Sekitar jam 22.00 aku terbangun karena getaran hape, sms dari Ika. Kurasakan kepalaku masih agak pusing, aku jadi sangsi apakah keesokan hari aku bisa berangkat kerja. Di sela sms-an dengan Ika, akhirnya aku tertidur lagi. Dan ketika bangun di pagi hari, alhamdulillah pelipisku sudah tak berdenyut, meski kepala masih agak berat. Brarti aku tak harus ijin dari pekerjaanku, karena sekarang di sinilah aku berada. Di depan komputer dalam kantorku. :)

Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.